
Yup, kalian semua tidak salah baca judul, setuju tidak setuju, minta maaf punya dampak negatif terutama ketika kita meminta maaf untuk kesalahan yang tidak kita katahui, dan baik secara logika, memang terbukti bahwasanya kamu bukanlah pihak yang sepatutnya dapat dipersalah kan atas kesalahan tersebut.
Sebagai manusia, yang dimana memang sudah secara kodrat kita di disain untuk tidak sempurna, baik secara lahiriah dan batiniah. Tentu berbuat salah, melakukan kesalahan, atau berbuat keliru, adalah salah satu bagian dari ketidaksempurnaan yang kita miliki. Namun, berhubung kesalahan yang kita buat kadang baik disengaja atau tidak, merugikan orang lain. Mengakui kesalahan kita disaat kita benar banar salah atas tindakan kita yang merugikan pihak atau orang lain adalah tindakan yang perlu untuk dilakukan. Dan biasanya permintaan maaf menjadi alat negosiasi untuk menyelesaikan masalah antara pihak yang merugikan dan dirugikan atas kesalahan tersebut.
Namun terkadang, karena ketidak sempurnaan kita juga, seringnya dalam suatu konflik atau perselisihan, dan kejadian kejadian dibanyak kasus, terkadang karena campur tangan ego dan emosi kita sebagai manusia. Menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar dalam suatu konflik menjadi bias untuk dilakukan. Sehingga, dibanyak kasus yang terjadi bahkan mungkin kita semua pernah alami, kadang (bahkan malah sering) seseorang meminta maaf untuk kesalahan yang tidak ia ketahui letak kesalahannya. Baik karena faktor paksaan, ingin menghindari konflik dan lain sebagainya.
Bagi anda-anda yang mungkin tidak setuju dengan apa yang akan gua bagikan karena meyakini bahwasanya minta maaf punya manfaat untuk bisa menjaga keharmonisan, menjaga perasaan orang lain, menghindari pertikaian menghindari konflik dan lain sebagainya. Sebenarnya keyakinan kalian bahwa minta maaf mempunyai dampak seperti yang tadi disebutkan tidaklah salah. Namun, dibalik itu semua, meminta maaf terutama saat kita tidak merasa ada di posisi yang salah, punya konsekuensi negatif yang cukup berdampak baik bagi si yang meminta maaf maupun bagi si penerima maaf.
Bagaimana bisa dan seperti apa dampaknya? Baiklah, gua akan menerangkan dampak negatif dari meminta maaf diantaranya;
1. Hanya memuaskan ego si penerima maaf.
Telah terprogram dalam diri manusia secara umum, dengan sadar atau tidak. Manusia suka bila dirinya menjadi yang benar, dan tidak suka bila dirinya menjadi yang salah. Salah satu alat yang tertanam dalam teknologi otak manusia dalam menentukan siapa yang benar dan yang salah adalah, apabila dalam beradu berargumen, salah satu pihak yang berhasil mematahkan argumen lawannya dengan argumen yang lebih logis dan masuk akal adalah yang benar. Nah, dalam proses penentuan mencari yang benar dan yang salah tersebut. Permintaan maaf adalah suatu proses untuk “menyerah” Atau dengan kata lain, meminta maaf punya arti yang sama dengan mengatakan, “oke, yang salah adalah aku, yang benar adalah kamu” dengan begini, si penerima maaf yang jadi pemenang, dan otomatis akan meninggikan posisinya di hadapan lawan dan otomatis kebenaran mutlak menjadi miliknya.
Dan ketika misalnya kita ada di posisi si penerima maaf. Dengan meminta maaf nya pihak lawan (dalam kata lain menyerah), dan posisi sebagai yang benar mutlak kita miliki. Dengan begitu, rasa senang dan tinggi hati akan muncul di diri kita sehingga hormon-hormon (dophamin, serotomin dsb.) yang secara proses kimia akan aktif secara alami dalam otak kita, karena dengan menjadi benar itu menunjukan bahwa strata sosial kita lebih tinggi dari sang lawan. Dan perasaan tersebut bisa menjadi candu.
Padahal menyerahnya seseorang (meminta maaf) dalam beradu argumen. Belum tentu menunjukan bahwasanya memang benar dialah yang ada di posisi yang salah. Banyak faktor penyebab seseorang lebih memilih mengalah dan beradu argumen, seperti; karena faktor pemaksaan, kalah power, lawan argumen ada dalam posisi yang lebih tinggi dan sebagainya. Sehingga si peminta maaf jadi tidak berani mengatakan kebenaran pada lawannya.
2. Membiaskan patokan atau tolak ukur tentang mana yang benar dan mana yang salah.
Dari yang gua jelaskan sebelumnya, faktor kenapa seseorang meminta maaf (atau kata lainnya menyerah) walaupun pada dasarnya bukanlah dia yang patut dipersalahkan atas kesalahan tersebut. Biasanya di dasari oleh banyak faktor. Diantaranya mungkin karena tekanan/ atau paksaan oleh pihak yang lebih superior atau karene alasan lain seperti ingin menghindari konflik, dan lain sebagainya.
Namun, apabila anda ada di posisi tersebut. Perlu anda sadari bahwasanya apabila anda memilih untuk meminta maaf (menyerah) padahal anda bukanlah pihak yang patut untuk disalahkan baik karena faktor apapun, punya dampak negatif yang cukup besar untuk anda sendiri. Kenapa demikian? Karena dengan begitu, sama saja artinya dengan anda baik secara sadar atau tidak, telah membenarkan sesuatu yang anda anggap seharusnya salah. Yang mana semakin lama anda sering melakukan kebiasaan tersebut, perlahan akan mengakibatkan anda mulai kehilangan “sense of right and wrong” yang tertanam di otak anda sehingga anda akan sulit bahkan mungkin tidak bisa lagi membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Jadi apabila anda termasuk golongan orang orang yang menganut perinsip “yang waras ngalah”, sebaiknya buang segera jauh jauh prinsip tersebut. Karena dengan mempraktekannya, itu sama saja artinya dengan anda secara sadar membiarkan orang yang salah terus melakukan kesalahan dan ketidakwarasan mereka kepada orang lain. Karena dengan anda mengalah padanya tidak akan membuat ketidakwarasannya akan berubah dengan sendirinya.
3. Membuat kita jadi terbiasa untuk menghindari konflik dari pada menyelesaikannya.
Kita semua tahu, pada dasarnya menghindari konflik dengan seseorang itu terkesan tampak lebih mudah, lebih enak, lebih nyaman, lebih gampang dan lebih gak ribet, dari pada harus berkonflik dan beradu argumen yang mana, mungkin bisa saja konflik dan adu argumen tersebut perpotensi menyakiti perasaan satu sama lain.
Namun, perlu kita sadari bahwa pilihan kita untuk mengalah dan tidak menyampaikan hal yang benar hanya karena ingin menghindari konflik bukanlah solusi yang bijak. Karena dari pada masalahnya di hindari. Jauh lebih baik kalau masalahnya dibicarakan dan di ungkapkan meski dalam prosesnya punya resiko berpotensi menyakiti perasaan satu sama lain, karena bagaimana pun resiko tersebut adalah harga yang harus dibayar untuk pendewasaan hubungan antara kedua pihak dan masalahnya bisa terselesaikan.
4. Membuatmu terlihat lemah
yup. Ketidakberanian anda dalam mengungkapkan kebenaran akan memperburuk / memperendah pandangan orang lain terhadapmu, dan hal tersebut sering terjadi di masyarakat kita terutama dalam dalam hal relationship.
Dalam hubungan, kerap kali kita temui kasus dimana salah satu pihak, seringnya pihak cowoknya sih. Menggunakan permintaan maaf (mengalah) ke pasangannya, yang mana sebenarnya si pihak cowok merasa bahwa dia tidak salah. Namun karena secara alamiahnya cowok ini ada rasa takut kehilangan, takut menyakiti pasangannya atau pasangannya akan menyakitinya dan lain sebagainya sehingga dia kalah power. Akhirnya dia tepaksa mengalah hanya karena ingin menghindari konflik dengan si pasangan.
Padahal dari pada menghindari konflik yang hanya memberikan kenyamanan sesaat. Keberanian anda untuk mengungkapkan kebenaran dan menyelesaikan masalah nya dengan si pasangan walau pun beresiko terjadi konflik saling menyakiti dan lain sebagainya. Adalah pilihan yang lebih baik untuk pendewasaan hubungan yang jauh lebih baik satu tinggkat dari sebelumnya.
Semakin kebiasan mengalah demi menghindari konflik ini kamu lakukan terhadap pasanganmu. Akan membuat mu semakin kehilangan power dalam jalinan hubungan. Dan lucunya, semakin sering hal itu terjadi, pasangan mu bukannya semakin respect terhadapamu. Dia malah akan jadi semakin ilfeel terhadapmu dan akan mengangap mu lemah dan tidak cukup punya power atau kekuatan untuk memutuskan arah hubungan kalian dan bisa meninggalkan mu kapanpun ia mau.
Jadi, dari apa yang sudah dibagikan dan dijelaskan diatas, bukan berarti minta maaf tidaklah perlu. Namun kita haruslah lihai untuk menempatkan momen dimana kapan kita harus meminta maaf dan kapan kita bisa berkata tidak untuk melakukannya. Jadi meminta maaflah jika kamu tahu kamu salah. Bukan karena kamu dipaksa untuk merasa bersalah.
Dan sebenarnya. Saat manusia berbuat salah, yang terpenting untuk dilakukan olehnya bukanlah soal meminta maaf pada pihak yang di rugikannya. Melainkan kesadaran kita, untuk berubah dan tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama.